Monday 6 July 2015

Catatan pada 30 Januari 2015

Hai.
Aku tidak tahu sapaan apa yang tepat untukmu, apakah itu ‘selamat pagi’, ‘selamat siang’, ‘selamat sore’ atau ‘selamat malam’. Karena aku benar-benar tidak tahu sedang berada di belahan dunia mana kau berada dan apakah itu mentari atau rembulan yang menaungimu. Yang aku tahu hanyalah kau akan bersamaku dalam waktu sekitar sepuluh tahun lagi.
Mungkin sekarang kau sedang berdiam sendirian atau mungkin pula kau sedang bercengkerama dengan keluarga dan teman-temanmu atau mungkin saja kau sedang menikmati waktu berdua dengan seseorang yang kau cintai –untuk sekarang ini- (Oh yeah, membayangkan kau sedang bersamanya membuatku cemburu, sungguh!). Jangan menjadi tak enak hati ketika aku mengatakan cemburu, aku mengerti keadaanmu. Segalanya terasa benar untuk waktu ini dan aku tak akan menyalahkanmu. Aku membuka segala kemungkin karena aku pun tak tahu keberadaanmu.
Kegiatan apa pun yang sedang kau lakukan dan dengan siapa kau saat ini, aku hanya berharap semoga semua itu membuatmu menjadi seseorang yang jauh lebih baik sehingga bila saatnya kita dipertemukan nanti, kita akan sama-sama merasa pantas untuk satu sama lain.
Buku apa yang kau baca hari ini? Tolong jangan tanyakan pertanyaan yang sama untukku, aku merasa malu untuk menjawabnya. Aku masih tertatih-tatih untuk menyelesaikan sebuah buku yang sudah ku baca sejak tahun lalu namun belum ku selesaikan sampai sekarang. Aku sangat kesulitan membaca buku tersebut, ku harap kau telah membaca buku yang ku maksud. Aku berharap pada saatnya nanti kita dapat bertukar pikiran mengenai buku yang telah kita baca di masa ini, aku sungguh tak sabar mendengar pemikiran-pemikiran cerdasmu yang membuatku sanggup memuja segala yang ada dalam otakmu setiap waktu. Namun jangan marah jika aku akan beberapa kali menentang pemikiranmu, itu hanyalah hiasan dalam perjalanan kisah kita. Percayalah, berdebat denganmu membuat aku semakin hidup dan mendebatmu membuat jiwaku semakin menggila.
Apa kau telah menulis sesuatu untukku? Atau kau mungkin berniat menulis puisi tentangku? Ah ya, kau tak tahu tentangku. Aku tak apa bila kau telah menulis sesuatu untuk orang lain –orang yang saat ini kau sayangi. Karena aku ingin sekali membaca tulisan indahmu suatu saat nanti walaupun tak akan ku jumpai diriku di dalamnya. Kelak jika kita telah bersama, izinkan aku untuk melihatmu merangkai kata secara ajaib dan mendampingimu untuk menarikan pena dengan senja menjadi latar kita berdua. Selain itu, bolehkah aku meminta satu hal padamu? Aku hanya memintamu menuliskan sesuatu untukku. Cukup satu saja, walau hatiku meronta menginginkanmu menuliskan sajak untukku setiap pagi namun aku cukup mengerti kesibukanmu. Aku harap kau tak keberatan untuk memenuhi keinginanku yang berlebihan ini.
Aku sangat ingin bermain catur denganmu. Aku penasaran, sehebat apa strategimu untuk mengalahkanku. Di sela-sela permainan catur kita, aku akan mencuri pandang ke arahmu yang sedang berpikir keras. Oh Tuhan… aku membayangkan betapa seksinya kau dengan kening berkerut dan mata terfokus pada papan catur. Kau tahu? Aku sampai menahan napas ketika mengetik ini.
Ketika tiba waktu kita bersama, bolehkah aku meminta 3600 detikmu yang berharga untuk menemaniku membaca dan mengajakmu berdiskusi berdua? Aku selalu berkhayal untuk duduk bersantai denganmu di sore hari didampingi dua cangkir kopi, teh atau susu –aku tak tahu seleramu. Kita akan mendiskusikan hal yang terjadi di negara ini dan kau akan menguraikan opinimu yang selalu membuatku terpesona dan jatuh cinta berkali-kali pada sosokmu.
Aku masih selalu mengkhayalkan sosokmu. Mereka bilang kau fana, jadi yakinkan mereka akan eksistensimu untuk beberapa tahun lagi. Teruslah membaca dan menulis, lakukan hal terbaikmu. Perbaiki hidupmu dan pantaskan dirimu untukku yang sedang berjuang memperbaiki hidupku dan memantaskan diriku untukmu. Semoga kita tidak akan merasa menyesal di kemudian hari demi mengharapkan satu sama lain.
Datanglah padaku ketika tiba masanya nanti. Aku menunggumu selalu.


Teman hidupmu,

Berrymocca

No comments:

Post a Comment