Thursday 12 July 2012

kisahku PART 1


PART 1
Hai.. namaku Ashilla Zahrantiara akrab disapa Shilla. Aku adalah seorang remaja biasa yang masih memakai seragam putih abu-abu, yep! Aku masih berstatus sebagai pelajar di SMA Veritas Jakarta salah satu sekolah swasta terfavorit di Jakarta.
Mungkin jika kalian mempunyai teman atau keluarga yang bersekolah disitu kalian akan sangat susah mencari informasi tentangku yang notabene adalah seorang pelajar biasa yang tidak terlalu popular disekolah. Hm… tidak menarik memang melihat kehidupan remaja yang tidak popular seperti ini. Namun apa daya bersedia atau tidak kalian sudah terjerat dalam kisah hidupku. C’mon Baby…
*
Aku berjalan lunglai menyusuri koridor sekolah yang sudah terlihat sepi, rasa-rasanya ingin sekali aku memiliki ilmu sihir yang bisa menyulapku untuk dapat hilang dan pulang kerumah dengan satu kedipan mata. Namun akh.. terlalu berkhayal, hidupku dipenuhi cerita di novel-novel yang kian membingungkan. Mungkin ini efek dari masa orientasi sekolah yang membuat otakku menjadi agak miring limabelas derajat. Selama tiga hari ini aku memang berjuang mengikuti MOS yang kian menyiksa namun beruntung sekali aku yang tidak banyak dikenal dan tidak banyak tingkah ini membuat para senior tidak betah untuk menjahiliku, ya! Siapa pula senior yang akan menggoda gadis tidak cantik dan bertubuh tidak seksi sepertiku? Siapa pula senior yang akan mencari perhatian pada junior yang tidak dikenal seperi ini?
Aku jadi ingat pada Renatha, teman sekelasku yang –walaupun masih junior- namun sudah terkenal seantero Veritas mungkin dikarenakan wajahnya yang cantik, sifatnya yang berani melawan senior dan … sombong. Renatha dikerjai habis-habisan oleh senior putri namun para senior putra yang memang pemuja gadis ini tetap saja membelainya, aku masih sangat ingat ketika kak Metha  putus dengan kak Evan yang sebelumnya sempat beradu mulut tidak dijelas didepan kelas hanya gara-gara Renatha.
__*
“yang tidak memakai prototype lengkap harap maju kedepan!” teriak kak Metha sambil melirik sinis pada Renatha yang kala itu tidak memakai sayap capung dari kardusnya, namun sepertinya Renatha tidak terlalu menanggapi teriakan Metha yang terlihat kesal.
“heh! Lo pikir prototype lo lengkap?” kak Metha menekankan setiap kata yang diucapkannya tepat didepan wajah Renatha yang tidak terlihat gentar sedikitpun.
Brakk….
Renatha menggebrak mejanya yang kontan membuat seisi kelas menatap kaget kearahnya.
“pake beginian? Sorry ye. Lagian lo tuh dari kemaren marahin gue mulu kak, capek gue!” Renatha dengan beraninya berkata seperti itu sambil menunjuk prototype yang dipakai Fika teman sebangkunya.
“lancang banget lo ngomong kaya gitu ama senior lo!” kak Metha sepertinya mulai tersulut emosi, aura suasana dikelas begitu tegang dan menyeramkan.
“Metha udah Tha, mungkin Renatha emang gak nyaman pake prototype itu.” Kak Evan mencoba menenangkan kak Metha yang sedang emosi namun kak Metha tetap bersikeras.
“Lo pikir lo apa? Cuma gara-gara banyak yang suka sama lo lalu belain lo jadi lo gak mau ikutin aturan disini hah!”
“Metha!” kak Evan membentak kak Metha sambil menggebrak meja tidak lebih keras dari gebrakan Renatha namun dapat mmenghipnotis seisi kelas.
“Evan, lo jadi belain dia?” kali ini kak Metha menatap kak Evan dengan tajam.
“kalo iya kenapa, lo terlalu keras sih. Lagian dia emang cantik kok pantes dibelain juga. Dibanding ama lo sih Rere jauh lebih cantik.” Seperti melihat hantu disiang hari kak Metha begitu kaget mendengar apa yang dikatakan kak Evan, berbeda dengan Renatha atau yang biasa dipanggil Rere atau Tatha yang sekarang sedang tersenyum penuh kemenangan, senyumannya kuyakin senyum mengejek.
“Evan!” wajah kak Metha merah padam merasa dipermalukan seisi kelas dan entah ia berkata secara sadar atau tidak kak Metha mengatakan kata putus pada kak Evan yang rumornya sudah hampir dua tahun menjadi pacarnya, sedangkan kak Evan menanggapi keputusan kak Metha dengan jawaban santai.
“Okay! Gue emang udah bosen ama lo.” Jawaban kak Evan makin membuat kak Metha menjadi-jadi dan ia langsung pergi meninggalkan kelas dan setelah itu kegiatan MOS dikelasku kembali berjalan seperti biasa dengan hanya didampingi kak Evan sendirian yang menjadi seniornya.
Setelah kejadian tersebut kak Evan dan Renatha tambah dekat dan mungkin sebentar lagi mereka akan menjalin hubungan, ya kita lihat saja perkembangan si cowok playboy macam kak Evan dengan si gadis sombong macam Renatha.

“Awas!!”
Buggg…