PART 1
Hai.. namaku Ashilla
Zahrantiara akrab disapa Shilla. Aku adalah seorang remaja biasa yang masih
memakai seragam putih abu-abu, yep! Aku masih berstatus sebagai pelajar di SMA
Veritas Jakarta salah satu sekolah swasta terfavorit di Jakarta.
Mungkin jika kalian
mempunyai teman atau keluarga yang bersekolah disitu kalian akan sangat susah
mencari informasi tentangku yang notabene adalah seorang pelajar biasa yang
tidak terlalu popular disekolah. Hm… tidak menarik memang melihat kehidupan
remaja yang tidak popular seperti ini. Namun apa daya bersedia atau tidak
kalian sudah terjerat dalam kisah hidupku. C’mon Baby…
*
Aku berjalan lunglai
menyusuri koridor sekolah yang sudah terlihat sepi, rasa-rasanya ingin sekali
aku memiliki ilmu sihir yang bisa menyulapku untuk dapat hilang dan pulang
kerumah dengan satu kedipan mata. Namun akh.. terlalu berkhayal, hidupku
dipenuhi cerita di novel-novel yang kian membingungkan. Mungkin ini efek dari
masa orientasi sekolah yang membuat otakku menjadi agak miring limabelas
derajat. Selama tiga hari ini aku memang berjuang mengikuti MOS yang kian
menyiksa namun beruntung sekali aku yang tidak banyak dikenal dan tidak banyak
tingkah ini membuat para senior tidak betah untuk menjahiliku, ya! Siapa pula
senior yang akan menggoda gadis tidak cantik dan bertubuh tidak seksi
sepertiku? Siapa pula senior yang akan mencari perhatian pada junior yang tidak
dikenal seperi ini?
Aku jadi ingat pada
Renatha, teman sekelasku yang –walaupun masih junior- namun sudah terkenal
seantero Veritas mungkin dikarenakan wajahnya yang cantik, sifatnya yang berani
melawan senior dan … sombong. Renatha dikerjai habis-habisan oleh senior putri
namun para senior putra yang memang pemuja gadis ini tetap saja membelainya,
aku masih sangat ingat ketika kak Metha
putus dengan kak Evan yang sebelumnya sempat beradu mulut tidak dijelas
didepan kelas hanya gara-gara Renatha.
__*
“yang tidak memakai
prototype lengkap harap maju kedepan!” teriak kak Metha sambil melirik sinis
pada Renatha yang kala itu tidak memakai sayap capung dari kardusnya, namun
sepertinya Renatha tidak terlalu menanggapi teriakan Metha yang terlihat kesal.
“heh! Lo pikir
prototype lo lengkap?” kak Metha menekankan setiap kata yang diucapkannya tepat
didepan wajah Renatha yang tidak terlihat gentar sedikitpun.
Brakk….
Renatha menggebrak
mejanya yang kontan membuat seisi kelas menatap kaget kearahnya.
“pake beginian? Sorry
ye. Lagian lo tuh dari kemaren marahin gue mulu kak, capek gue!” Renatha dengan
beraninya berkata seperti itu sambil menunjuk prototype yang dipakai Fika teman
sebangkunya.
“lancang banget lo
ngomong kaya gitu ama senior lo!” kak Metha sepertinya mulai tersulut emosi,
aura suasana dikelas begitu tegang dan menyeramkan.
“Metha udah Tha,
mungkin Renatha emang gak nyaman pake prototype itu.” Kak Evan mencoba
menenangkan kak Metha yang sedang emosi namun kak Metha tetap bersikeras.
“Lo pikir lo apa? Cuma
gara-gara banyak yang suka sama lo lalu belain lo jadi lo gak mau ikutin aturan
disini hah!”
“Metha!” kak Evan
membentak kak Metha sambil menggebrak meja tidak lebih keras dari gebrakan
Renatha namun dapat mmenghipnotis seisi kelas.
“Evan, lo jadi belain
dia?” kali ini kak Metha menatap kak Evan dengan tajam.
“kalo iya kenapa, lo
terlalu keras sih. Lagian dia emang cantik kok pantes dibelain juga. Dibanding
ama lo sih Rere jauh lebih cantik.” Seperti melihat hantu disiang hari kak
Metha begitu kaget mendengar apa yang dikatakan kak Evan, berbeda dengan
Renatha atau yang biasa dipanggil Rere atau Tatha yang sekarang sedang tersenyum
penuh kemenangan, senyumannya kuyakin senyum mengejek.
“Evan!” wajah kak Metha
merah padam merasa dipermalukan seisi kelas dan entah ia berkata secara sadar
atau tidak kak Metha mengatakan kata putus pada kak Evan yang rumornya sudah
hampir dua tahun menjadi pacarnya, sedangkan kak Evan menanggapi keputusan kak
Metha dengan jawaban santai.
“Okay! Gue emang udah
bosen ama lo.” Jawaban kak Evan makin membuat kak Metha menjadi-jadi dan ia
langsung pergi meninggalkan kelas dan setelah itu kegiatan MOS dikelasku
kembali berjalan seperti biasa dengan hanya didampingi kak Evan sendirian yang
menjadi seniornya.
Setelah kejadian
tersebut kak Evan dan Renatha tambah dekat dan mungkin sebentar lagi mereka
akan menjalin hubungan, ya kita lihat saja perkembangan si cowok playboy macam
kak Evan dengan si gadis sombong macam Renatha.
“Awas!!”
Buggg…