Beberapa waktu yang lalu aku ditunjuk menjadi pemateri diskusi bedah buku di LPM Setara. Ini hasil dari resensinya.
Judul Buku :
Pendidikan Seni Teater
Jumlah Halaman :
145
Penulis :
A. Kasim Achmad
Teater berasal dari bahasa Yunani
lama yaitu theatron yang memiliki
arti gedung atau tempat pertunjukan. Kata theatron
sendiri merupakan penurunan dari kata theomai
yang artinya memandang dengan takjub. Jadi, secara bahasa teater adalah
pertunjukan yang ditonton publik di suatu tempat.
Pada umumnya, orang-orang
beranggapan bahwa teater dan drama itu merupakan kesenian yang sama. Namun
sebenarnya, bila ditelisik lebih lanjut keduanya berbeda. Drama memiliki
pengertian yang lebih sempit dengan teater. Drama adalah suatu kesenian yang
mempertunjukan suatu lakon dengan menggunakan laku dan dialog sebagai alat
ungkapnya, sedangkan teater tidak hanya menggunakan laku dan dialog saja
sebagai alat ungkap tetapi bisa juga berupa tari, musik dan rupa. Jika seperti
itu, bisa dikatakan bahwa seni teater adalah suatu kegiatan berekspresi
menggunakan lakon cerita dengan tubuh sebagai modal utama sedangkan alat
ungkapnya berupa unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang ditampilkan pada
penonton di suatu tempat.
Seni teater sudah dikembangkan di
Indonesia sejak bangsa ini menganut sistem kepercayaan animisme dan dinamisme,
masa itu disebut zaman teater tradisional. Orang-orang pada masa tersebut
melakukan kegiatan teater pada saat kegiatan upacara tradisional dan keagamaan
karena berteater dianggap sebagai suatu perwujudan dari berbagai peristiwa
penting di kehidupan manusia yang disertai dengan kegiatan rohani seperti
perkawinan, kelahiran, permohonan meminta hujan, dan lain sebagainya. Bentuk
kegiatan untuk keperluan upacara sendiri tidak mengandung unsur cerita, tidak
ada alur cerita dan tidak mengenal unsur sastra namun dalam perkembangannya
teater pada zaman teater tradisional sudah mengenal unsur sastra akan tetapi
fungsinya bukan lagi untuk keperluan upacara melainkan sebagai hiburan.
Setelah zaman teater tradisional,
perkembangan teater di Indonesia mulai mengenal bentuk teater Melayu
diakibatkan budaya dari Sumatra dan Kalimantan yang memiliki kebudayaan Melayu.
Teater Melayu sendiri sudah mulai mendekati teater Barat. Masa ini disebut
teater tradisional masa transisi yang terjadi pada masa akhir penjajahan
Belanda yaitu pada tahun 1920-1930.
Beranjak dari masa transisi, tetaer
di Indonesia mulai menggunakan prinsip dari teater Barat pada zaman Pendudukan
Jepang karena pada zaman tersebut ada aturan bahwa setiap perrtunjukan
sandiwara harus disensor dengan jalan menyerahkan naskah sandiwara. Hal itu
merupakan titik awal dari perkembangan model teater Barat di Indonesia karena
sejak masa tersebut kita mulai menggunakan naskah drama dalam kegiata teater
yang merupakan prinsip utama teater Barat.
Teater memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1. Unsur
utama teater
Unsur utama teater adalah manusia
karena yang berperan dan berlaku di atas panggung merupakan manusia.
2. Unsur
penunjang
Unsur penunjang ini merupakan unsur
yang berperan dalam menghidupkan cerita di atas panggung. Unsur penunjang ini
adalah sebagai berikut:
·
Gerak tubuh/Laku
Gerak
tubuh adalah suatu alat ekspresi untuk menghidupkan lakon dan menggambarkan
perwatakan tokoh yang terdapat dalam lakon. Laku atau gerak tubuh dibagi
menjadi dua, yaitu laku luar dan laku dalam sama seperti gerak yang dibagi
menjadi gerak spontan dan gerak yang dipersiapkan.
·
Suara
Cerita
disampaikan lewat pemain dengan menggunakan suara, percakapan atau dialog
dengan maksud untuk menggambarkan suatu watak atau situasi berupa ungkapan kata
dan suara.
·
Bunyi
Bunyi
berperan dalam menghidupkan suasana sebagai pengiring kejadian-kejadian dalam
cerita sesuai dengan apa yang diinginkan oleh suasana lakon.
·
Rupa
Rupa
dapat dijadikan untuk menggambarkann lokasi sebuah cerita. Setting,
perlengkapan dan dekorasi disusun untuk menggambarkan kejadian yang sedang
berlangsung.
Teater memiliki dua bentuk yang
masing-masingnya memiliki jenis-jenis sendiri, yaitu:
1.
Teater tradisional
Teater
tradisional adalah seni teater yang berakar dan bersumber dari tradisi
masyarakat lingkungannya. Teater tradisional bertolak dari sastra lama atau
sastra lisan daerahnya yang berupa pantun, syair, dongeng, legenda dan
cerita-cerita lisan lainnya. Ungkapan pada teater tradisional dilakukan secara
spontan atau improvisasi karena merupakan cerita lisan. Jenis-jenis teater
tradisional adalah:
·
Teater tutur
·
Teater rakyat
·
Teater wayang/klasik
·
Teater bangsawan
2. Teater
modern
Teater
modern adalah teater yang bersumber dari konsep teater barat. Dari mulai
susunan naskah,cara pementasan, gaya penyuguhan, cara pendekatan sampai pola
pemikirannya banyak dipengaruhi oleh gaya Barat. Jenis-jenis teater Modern
adalah:
·
Teater konvensional
·
Teater kontemporer
Di Indonesia sendiri teater
memiliki berbagai fungsi, diantaranya sebagai berikut:
1.
Keperluan upacara
2. Sebagi
ekspresi seni dan hiburan
3.
Penyampaian pesan
No comments:
Post a Comment