Monday 6 July 2015

Diskusi Buku "Pendidikan Seni Teater"



Beberapa waktu yang lalu aku ditunjuk menjadi pemateri diskusi bedah buku di LPM Setara. Ini hasil dari resensinya.

Judul Buku                  : Pendidikan Seni Teater
Jumlah Halaman          : 145
Penulis                         : A. Kasim Achmad

Teater berasal dari bahasa Yunani lama yaitu theatron yang memiliki arti gedung atau tempat pertunjukan. Kata theatron sendiri merupakan penurunan dari kata theomai yang artinya memandang dengan takjub. Jadi, secara bahasa teater adalah pertunjukan yang ditonton publik di suatu tempat.
Pada umumnya, orang-orang beranggapan bahwa teater dan drama itu merupakan kesenian yang sama. Namun sebenarnya, bila ditelisik lebih lanjut keduanya berbeda. Drama memiliki pengertian yang lebih sempit dengan teater. Drama adalah suatu kesenian yang mempertunjukan suatu lakon dengan menggunakan laku dan dialog sebagai alat ungkapnya, sedangkan teater tidak hanya menggunakan laku dan dialog saja sebagai alat ungkap tetapi bisa juga berupa tari, musik dan rupa. Jika seperti itu, bisa dikatakan bahwa seni teater adalah suatu kegiatan berekspresi menggunakan lakon cerita dengan tubuh sebagai modal utama sedangkan alat ungkapnya berupa unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang ditampilkan pada penonton di suatu tempat.
Seni teater sudah dikembangkan di Indonesia sejak bangsa ini menganut sistem kepercayaan animisme dan dinamisme, masa itu disebut zaman teater tradisional. Orang-orang pada masa tersebut melakukan kegiatan teater pada saat kegiatan upacara tradisional dan keagamaan karena berteater dianggap sebagai suatu perwujudan dari berbagai peristiwa penting di kehidupan manusia yang disertai dengan kegiatan rohani seperti perkawinan, kelahiran, permohonan meminta hujan, dan lain sebagainya. Bentuk kegiatan untuk keperluan upacara sendiri tidak mengandung unsur cerita, tidak ada alur cerita dan tidak mengenal unsur sastra namun dalam perkembangannya teater pada zaman teater tradisional sudah mengenal unsur sastra akan tetapi fungsinya bukan lagi untuk keperluan upacara melainkan sebagai hiburan.
Setelah zaman teater tradisional, perkembangan teater di Indonesia mulai mengenal bentuk teater Melayu diakibatkan budaya dari Sumatra dan Kalimantan yang memiliki kebudayaan Melayu. Teater Melayu sendiri sudah mulai mendekati teater Barat. Masa ini disebut teater tradisional masa transisi yang terjadi pada masa akhir penjajahan Belanda yaitu pada tahun 1920-1930.
Beranjak dari masa transisi, tetaer di Indonesia mulai menggunakan prinsip dari teater Barat pada zaman Pendudukan Jepang karena pada zaman tersebut ada aturan bahwa setiap perrtunjukan sandiwara harus disensor dengan jalan menyerahkan naskah sandiwara. Hal itu merupakan titik awal dari perkembangan model teater Barat di Indonesia karena sejak masa tersebut kita mulai menggunakan naskah drama dalam kegiata teater yang merupakan prinsip utama teater Barat.
Teater memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1.      Unsur utama teater
Unsur utama teater adalah manusia karena yang berperan dan berlaku di atas panggung merupakan manusia.
2.      Unsur penunjang
Unsur penunjang ini merupakan unsur yang berperan dalam menghidupkan cerita di atas panggung. Unsur penunjang ini adalah sebagai berikut:
·         Gerak tubuh/Laku
Gerak tubuh adalah suatu alat ekspresi untuk menghidupkan lakon dan menggambarkan perwatakan tokoh yang terdapat dalam lakon. Laku atau gerak tubuh dibagi menjadi dua, yaitu laku luar dan laku dalam sama seperti gerak yang dibagi menjadi gerak spontan dan gerak yang dipersiapkan.
·         Suara
Cerita disampaikan lewat pemain dengan menggunakan suara, percakapan atau dialog dengan maksud untuk menggambarkan suatu watak atau situasi berupa ungkapan kata dan suara.
·         Bunyi
Bunyi berperan dalam menghidupkan suasana sebagai pengiring kejadian-kejadian dalam cerita sesuai dengan apa yang diinginkan oleh suasana lakon.


·         Rupa
Rupa dapat dijadikan untuk menggambarkann lokasi sebuah cerita. Setting, perlengkapan dan dekorasi disusun untuk menggambarkan kejadian yang sedang berlangsung.

Teater memiliki dua bentuk yang masing-masingnya memiliki jenis-jenis sendiri, yaitu:
1.      Teater tradisional
Teater tradisional adalah seni teater yang berakar dan bersumber dari tradisi masyarakat lingkungannya. Teater tradisional bertolak dari sastra lama atau sastra lisan daerahnya yang berupa pantun, syair, dongeng, legenda dan cerita-cerita lisan lainnya. Ungkapan pada teater tradisional dilakukan secara spontan atau improvisasi karena merupakan cerita lisan. Jenis-jenis teater tradisional adalah:
·         Teater tutur
·         Teater rakyat
·         Teater wayang/klasik
·         Teater bangsawan
2.      Teater modern
Teater modern adalah teater yang bersumber dari konsep teater barat. Dari mulai susunan naskah,cara pementasan, gaya penyuguhan, cara pendekatan sampai pola pemikirannya banyak dipengaruhi oleh gaya Barat. Jenis-jenis teater Modern adalah:
·         Teater konvensional
·         Teater kontemporer
Di Indonesia sendiri teater memiliki berbagai fungsi, diantaranya sebagai berikut:
1.      Keperluan upacara
2.      Sebagi ekspresi seni dan hiburan
3.      Penyampaian pesan

Semoga bermanfaat!


No comments:

Post a Comment